Kita sering bangga menyebut diri merdeka. Tujuh puluh sekian tahun bendera berkibar, lagu kebangsaan dikumandangkan, dan kata “kedaulatan” diulang-ulang dalam pidato. Namun di balik itu, ada sesuatu yang belum sungguh-sungguh lepas: cara berpikir yang gemar merunduk. Inilah yang kerap kita jumpai sebagai mental jongos. Jongos bukan budak yang dirantai. Ia bergerak bebas, berbicara lancar, bahkan mengenakan pakaian rapi. Tapi seluruh geraknya diarahkan oleh satu naluri: menyenangkan tuan. Ia patuh bukan karena benar, melainkan karena takut kehilangan tempat. Ia diam bukan karena setuju, melainkan karena terbiasa mengalah. Mental jongos tumbuh subur dalam relasi kuasa yang timpang. Ia tidak lahir dari kebodohan, melainkan dari latihan panjang: melihat yang berkuasa selalu benar, dan yang lemah selalu salah. Dari sana muncul keyakinan sunyi bahwa keadilan adalah kemewahan, bukan hak. Maka ketika diperlakukan tidak adil, reaksi yang muncul bukan perlawanan, melainkan pembenaran: “Beginilah...
Education is the learning process aimed at developing an individual's knowledge, skills, attitudes, and character. Culture is the entire system of values, norms, customs, arts, as well as ways of thinking and behaving that develop within a society and are passed down from generation to generation.